Selasa, 01 Oktober 2013

"Ku Rindu.."

Senja datang seiring berakhirnya segala aktifitas yang dilakukan semua orang. Seperti halnya aku yang telah menyelesaikan berbagai tugas dan tuntutan yang menjadi kewajibanku. Mulai pagi sampai senja mendatang. Dan juga setelah aku berpetualang dengan sobat baruku yang sangat peduli denganku. Petualangan yang membuat kami sedikit kecewa dengan keadaan saat itu. Kami tertunduk lesu dengan penuh beban. Tapi tak apa lah, aku anggap ini sebagai cobaan bagi kami. Kami memutuskan untuk berpulang ke tempat tinggal kami masing-masing. Tapi tidak bagi dia, bahkan dia masih melanjutkan kegiatan yang lain. Calon pemimpin yang pekerja keras. Aku bangga mendapatkan partner seperti dia.


Ketika aku berada di kamar, aku lepaskan kain dan benang yang telah menyatu berbentuk seperti kubus yang hampir seharian selalu memeluk bahuku. Ku gerakkan seluruh tubuhku agar rileks dan santai. Setelah itu aku merasa ada yang berbeda, aku memikirkan sesuatu. Sesuatu yang memang sangat penting untukku. Ya benar, dia masih berada sedikit jauh dariku. Namun aku percaya ada hal atau sesuatu yang sangat mendekatkan kita, bahkan sangat dekat sekali. Tapi kenapa aku masih merasa sangat jauh darinya. Memang benar kita menghadapi situasi dan kondisi yang berbeda dari sebelumnya. Dimana dulu kita seperti sandal sepasang, seperti baju dan celana, dan seperti amplop dan perangkonya. Tapi aku tak bisa menyalahkan situasi dan kondisi saat ini yang sudah menjadi kenyataan. Sudah kutanamkan pada diriku sendiri bahwa sejak awal tak ada yang berubah perasaanku. Semuanya tetap sama seperti sedia kala. Dia pernah mengatakan bahwa aku melupakan dirinya. Itu salah besar. Kembali berfikirlah dengan keadaan saat ini. Semuanya berbeda tapi aku tetap sama. 



Aku semakin bingung saat malam semakin menjemput, tak ada gambar, tulisan, atau suara yang keluar dari ponsel baruku. Yang kumaksud dari dia. Kemanakah dia ?? aku tau dia pasti tertidur, hanya itu alasan nyata yang selama ini aku tahu. Tapi itu bukan masalahnya. Aku sudah paham betul mengenai dirinya. Aku selalu berharap dia terbangun dari tidurnya agar aku bisa berbincang dengannya dan melanjutkan komunikasi yang positif. Namun aku tahu itu sulit baginya, aku pun menyadari itu. Lantas, dengan cara seperti apa lagi ?? agar dia tidak tersiksa dengan keadaan sekarang. Aku hanya ingin membuatnya selalu tersenyum. Agar kerinduanku ini bisa terobati, walau aku hanya bisa melihatnya lewat terowongan kecil yang ada di hatiku. "Tuhan, aku tahu engkau ada dimana-mana dan tahu segalanya. Aku hanya ingin menyampaikan rasa padanya, tidak ada yang lain. Jika engkau berkenan, sampaikan kerinduanku padanya. Dimana aku akan selalu rindu kepadanya."



```

Tidak ada komentar:

Posting Komentar